Sabtu, 18 Mei 2024

Cara Mengatasi Ketergantungan Skin Care atau Krim Pemutih Wajah

 

Saya rasa tidak sedikit orang merasakan ketergantungan terhadap suatu produk skincare, bahkan saya sendiri. Saya menggunakan paket skicare yang terdiri dari krim malam, krim siang, dan sunscreen. Nah, waktu itu saya pulang kampung selama semingguan dan lupa membawa krim. Bruntusan mulai muncul, kulit wajah merah dan gatal dibeberapa bagian terutama sekitar mulut dan hidung hanya karena beberapa hari tidak menggunakan krim. Padahal saya tidak pernah punya masalah kulit ini sebelumnya-sebelumnya. Tapi saat saya menggunakan kembali krim maka semua masalah ini tuntas dan kondisi wajah kembali membaik.

Dikatakan ketergantungan adalah ketika kondisi kulit wajah lebih buruk dari sebelum pemakaian. Kalau misalnya berhenti, kemudian kembali ke kondisi wajah semula sebelum pemakaian maka ini adalah wajar dan bukan ketergantungan. Ini membuat kita dilema apakah ingin tetap melanjutkan atau berhenti. Jika terus dilanjutnya, maka efeknya bisa lebih buruk, tapi jika dihentikan wajah jadi rusak. Duh, ketergantungan skin care cukup bikin stress ya. Untuk kamu yang sedang breakout parah setelah berhenti skin care, maka berikut cara mengatasi ketergantungan skin care yang bisa kamu coba.

Berhenti Secara Perlahan, Jangan Mendadak

Saya pernah cerita pengalaman saya yang sempat berhenti skincare selama seminggu, lalu kondisi kulit wajah jadi buruk karena munculnya bruntusan, merah, dan gatal. Dari sana saya berpikir bahwa saya perlu berhenti karena tidak mau ketergantungan seumur hidup. Yang saya lakukan adalah dengan berhenti secara perlahan. Caranya adalah dengan mengurangi kuantitas penggunaan, jadi jika biasanya saya menggunakan setiap hari maka sekarang saya hanya menggunakan 2 hari sekali. Berikutnya, saya mulai berhenti menggunakan krim siang tapi tetap menggunakan krim malam dengan pemakaian terbatas. Lalu, saya mulai perlahan berhenti menggunakan krim malam dan hanya menggunakan skin carenya saja.

Cara ini cukup efektif karena tidak muncul bruntusan maupun merah-merah lagi seperti sebelumnya. Meski begitu, kulit saya yang tadinya putih glowing kini juga mulai kusam seperti sebelum menggunakan krim tersebut. Tapi bagi saya ini tidak masalah karena yang saya takutnya hanyalah iritasi dan bruntusan.   

Ternyata beberapa kandungan skin care seperti anti-inflamasi atau steroid memang tidak bisa dihentikan secara tiba-tiba. Kulit yang setiap hari dikasih nutrisi & makan tiba-tiba kita berhenti maka pastinya kulit bakal “kaget”dan menunjukkan tanda-tanda penolakan dengan munculnya bruntusan dkk. Karena itulah, disaat kita ingin berhenti maka kita perlu melakukannya secara bertahap agar kulit mulai beradaptasi tanpa nutrisi dari krim tersebut.

Menggunakan Produk selain Krim Dokter/Klinik

Salah satu teman saya sempat menyuruh untuk berhenti menggunakan krim dokter karena menurutnya kebanyakan krim dokter maupun klinik menimbulkan dampak ketergantungan tersebut karena zat kandungan di dalamnya lebih banyak. Dia menyarankan untuk mencoba skin care pasaran karena dosisnya lebih ringan. Memang, krim pasaran atau yang disebut juga skin care OTC (Over The Counter) memiliki dosis lebih ringan, jadi efek yang ditimbulkan pun tidak terlalu besar seperti halnya krim racikan dokter yang dosisnya tinggi.

Jika kamu ingin menganti krim dokter karena ketergantungan, maka tidak ada salahnya mencoba krim OTC ini karena kita tidak tau mana skin care yang benar-benar cocok. Banyak banget kok produk pasaran yang bagus di pasaran dan bisa kita beli tanpa harus konsultasi dulu. Jangankan produk pasaran yang dosisnya ringan, saya bahkan sempat menggunakan bedak bayi supaya wajah tidak terpapar krim berdosis sementara waktu. Cara ini juga bisa kamu terapkan, tapi tidak musti berhasil untuk semua orang, karena kebetulan kondisi kulit wajah saya ga terlalu parah, cuman muncul bruntusan dan merah-merah di area sekitar mulut dan hidung. Kalau misalnya efek krim mu sudah serius banget maka sepertinya perlu mendatangi dokter kulit.

Konsultasi dengan dokter Kulit

Saya belajar dari pengalaman teman sekantor yang wajahnya breakout parah ketika dia berhenti memakai satu skin care. Tidak sekedar bruntusan seperti yang saya alami, dia bahkan sampai jerawat parah. Dia mencoba produk skin care baru tapi jerawatnya justru semakin subur. Dia menyerah dan memutuskan untuk pergi ke dokter kulit. Dilihat-lihat wajahnya memang mulai membaik dibanding sebelumnya. Jika kondisi wajah sepertinya sudah tidak bisa dikendalikan, maka tidak ada salahnya datang ke dokter kulit, karena jika kita mengobatinya dengan krim baru takutnya justru akan memperparah kondisi wajah seperti yang dialami oleh teman saya ini. Dokter kulit akan memeriksa kondisi kulit wajah lalu memberikan obat untuk mengurangi efek ketergantungan tersebut. Setelah kondisi wajah mulai membaik, maka teman-teman bisa mencoba krim baru yang diinginkan.  

Jalani Gaya Hidup Sehat

Cara mengatasi ketergantungan skin care ini tidak bisa dianggap sepele. Stress, begadang, hobi makan junk food, bisa ikut memperparah kondisi wajah saat berhenti memakai suatu krim. Apalagi kita rentan stress dan badmood saat wajah breakout. Untuk itu, jadi lupa untuk mengelola stress dengan benar dan jalani gaya hidup yang sehat seperti banyak minum air putih, tidur teratur, jangan terlalu banyak makan junkfood.

Kita pasti bisa mengatasi ketergantungan skin care jika dilakukan serius dan konsisten. Namun, yang lebih penting sebenarnya adalah mencegah terjadinya ketergantungan tersebut. Sebenarnya tidak semua skin care, obat dokter, maupun krim pemutih wajah bisa menyebabkan ketergantungan, karena dosis kandungan didalamnya berbeda-beda dan reaksi kulit masing-masing orang juga berbeda-beda tentunya. Menurut saya, semakin tinggi dosisnya, maka resiko ketergantungan akan semakin besar. 


Penting sekali memilih produk skincare yang aman agar kandungannya tidak membahayakan kulit. Pastikan produk yang kita gunakan sudah resmi BPOM, cari tau pengalaman orang yang menggunakan produk yang sama, dan lihat juga zat kandungan dalam krim tersebut. Produk abal-abal bisa membuat wajah putih glowing secara instan tapi berbahaya bagi kulit dalam jangka waktu panjang. Efek buruknya seperti bruntusan, jerawat, dan iritasi akan mulai terlihat baik sebelum maupun setelah berhenti menggunakannya.


 




EmoticonEmoticon